Tenang, jangan terlalu takut dan cemas melihat kondisi jalan yang tergenang air. Tetap tenang, yang penting dari awal kita sudah memperhitungkan bahwa motor kita akan mampu melewati genangan air tersebut. Jika memang sejak awal sudah diperhitungkan, bahwa genangan tak mungkin mampu dilewati karena tinggi permukaan air yang diatas batas kemampuan motor kita, jangan memaksakan untuk terus.
Hitung Ketinggian Air.
Genangan air di jalan perlu yang kita lewati kita perkiraan secara tepat. Apakah tinggi genangan air tersebut mencapai batas ketinggian maksimum air yang dapat membuat air masuk ke dalam knalpot atau ke dalam ruang pembakaran mesin melalui saringan udara. Jika genangan air kurang lebih 25cm, sepeda motor masih bisa melaju. Bila ketinggiannya lebih dari itu, sebaiknya berbalik arah dan mengambil jalan lain.
Hindari Aqua Planning.
Aqua Planning adalah suatu keadaan dimana terdapatnya air di antara ban dan permukaan jalan, sehingga traksi antara ban dengan permukaan jalan hampir tak ada atau nol. Hal ini disebabkan telapak ban atau kembangan ban tak mampu membuang air ke samping dengan cepat, sehingga kendaraan seolah-olah “melayang” dan susah dikendalikan. Sewaktu akan memasuki genangan air di depan, kurangi kecepatan dengan melakukan pengereman dan segera pindah ke gigi yang lebih rendah, sampai akhirnya ke gigi 1. Selama memasuki genangan, jaga rpm mesin jangan terlalu rendah. Usahakan rpm selalu diatas 1500. Sebab kita perlu menjaga traksi kendaraan. Dengan rpm yang lebih tinggi, akan membuat traksi roda kendaraan semakin besar dan maksimal.
Amati Sesuatu Yang Terjadi Dengan Kendaraan Di Depan.
Perhatikan segala sesuatu yang terjadi dengan kendaraan didepan kita, pada saat kendaraan harus melalui genangan air yang dianggap cukup dalam kurang lebih 50cm, sehingga permukaan jalan tak tampak. Kemudian ada sesuatu yang terjadi dengan kendaraan di depan kita, misalnya terperosok lubang yang dalam. Kita tak perlu melakukan kesalahan yang sama. Saat melintas di tempat sama pilih di sebelah kiri atau kanan tempat lubang tadi.
Amati dan Cari Genangan Air yang Terendah.
Jika diamati, kendaraan yang melewati daerah banjir tentu menyebabkan terjadinya gerakan atau gelombang air dibelakangnya. Nah, antisipasi kita saat berada dibelakang kendaraan lain adalah memilih atau menyesuaikan jarak motor dengan kendaraan di depan. Dimana terjadi gelombang air paling rendah.
Toleran Dengan Pemakai Jalan Yang Lain.
Sewaktu berkendara di jalan tentu saja banyak pemakai jalan yang lain. Seperti pejalan kaki, sepeda, motor atau kendaraan yang lain. Yang perlu diingat adalah mereka juga punya hak yang sama seperti kita, untuk mendapatkan kenyamanan saat berkendara. Misalkan sewaktu ada pejalan kaki ditrotoar, sebaiknya kurangi kecepatan sampai tak menimbulkan percikan air yang bisa mengenai pejalan kaki tersebut.
Normalkan/Keringkan Kembali Rem Kita.
Setelah berhasil melewati suatu genangan banjir, perhatikan situasi jalan dan cari tempat yang aman dan tidak mengganggu pengendara lain untuk mengeringkan rem, terutama sistem tromol. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menginjak pedal rem dengan kaki kanan dan gas dengan secara bersamaan. Atur supaya motor tetap dapat berjalan dengan pelan. Tak usah sampai terlalu jauh, kira-kira 10m sudah cukup. Dengan begitu akan timbul panas yang akan mempercepat keringnya tromol rem.
Hindari Water Hammer.
Water Hammer adalah kerusakan yang ditimbulkan karena masuknya air ke dalam mesin(ruang pembakaran), sehingga menyebabkan beberapa kerusakan atau kerugian. Jika air sampai masuk ke dalam ruang pembakaran, akan dapat menyebabkan banyak kerusakan seperti piston pecah, bengkoknya stang piston. Pasalnya kerja kompresi oleh piston menjadi berat karena air tak mampu di kompresi.
sumber : zoo-community
Tidak ada komentar:
Posting Komentar