Jumat, 21 Juni 2013

Akuntansi Biaya

1. Perlakuan Persediaan Barang Dalam Proses Awal - Metode Rata-Rata

Jika pada awal periode terdapat persediaan barang dalam proses, maka perlakuan akuntansinya dapat menggunakan metode rata-rata atau metode FIFO. Dengan menggunakan metode rata-rata diasumsikan bahwa persediaan barang dalam proses awal dan barang masuk proses periode yang bersangkutan diproses secara bersamaan. Barang jadi (barang yang selesai diproses) tidak dibedakan menjadi barang jadi yang berasal dari barang dalam proses awal dan barang jadi yang berasal yang barang masuk proses periode yang besangkutan. Biaya produksi yang terkandung dalam barang dalam proses awal digabung dengan biaya produksi yang dikeluarkan periode yang bersangkutan. Unit ekuivalen dihitung atas dasar unit keluarannya, yaitu barang jadi dan barang dalam proses akhir. Unit ekuivalen dan biaya per unit ekuivalen dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Unit ekuivalen = unit barang jadi + (unit barang dalam proses akhir x % penyelesaian)

2. Perlakuan Persediaan Barang Dalam Proses Awal - Metode FIFO

Dengan menggunakan metode FIFO diasumsikan bahwa persediaan barang dalam proses awal diproses terlebih dahulu, setelah selesai baru memproses barang masuk proses periode. Oleh karena itu, barang jadi harus dibedakan menjadi barang jadi yang berasal dari persediaan barang dalam proses awal dan yang berasal dari barang masuk proses periode ini. Biaya produksi yang terkandung dalam barang dalam proses awal tidak digabung dengan biaya produksi yang dikeluarkan periode yang bersangkutan. Unit ekuivalen dihitung atas dasar unit yang menikmati biaya produksi yang ditambahkan dalam periode ini. Unit ekuivalen dan biaya per unit ekuivalen dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Unit ekuivalen = (unit barang jadi - unit barang dalam proses awal)
+ (unit barang dalam proses awal x % untuk menyelesaikan)
+ (unit barang dalam proses akhir x % penyelesaian)
Biaya per unit ekuivalen = Biaya yang ditambahkan periode ini

3. Produk Rusak dan Akuntansi Produk Rusak

Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan dan tidak dapat diperbaiki. Produk rusak dapat terjadi di departemen produksi pertama atau di departemen produksi lanjutan. Perlakuan akuntansi terhadap produk rusak adalah berupa perlakuan terhadap harga pokok produk rusak tersebut. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk memperlakukan harga pokok produk rusak, yaitu (1) theory of neglect atau (2) sploilage as a separate element of cost.
Metode 1: Dalam metode ini produk rusak tidak diperhitungkan sebagai unit ekuivalen sehingga mengakibatkan harga pokok per unit produk menjadi meningkat atau dengan kata lain adanya produk rusak diabaikan (theory of neglect). Dalam metode ini, produk rusak tidak dibedakan menjadi produk rusak normal dan abnormal.
Metode 2: Dalam metode ini produk rusak dimasukkan dalam perhitungan unit ekuivalen. Produk rusak dibedakan menjadi produk rusak normal dan produk rusak abnormal. Harga pokok produk rusak normal akan menambah harga pokok produk yang baik, sedang harga pokok produk rusak abnormal diperlakukan sebagai rugi (merupakan period cost).

4. Produk Cacat dan Akuntansi Produk Cacat.

Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan dan dapat diperbaiki.Untuk itu diperlukan biaya perbaikan. Perlakuan akuntansi terhadap biaya perbaikan ini tergantung penyebab yang mengakibatkan terjadinya produk cacat. Penyebab terjadinya produk cacat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) normal dan (2) abnormal.

5. Sisa Bahan dan Akuntansi Sisa Bahan.

Sisa bahan terjadi akibat dalam pemakaian bahan tidak semua bahan dimanfaatkan, artinya ada sebagian bahan yang tersisa. Sisa bahan ini, tidak dapat dimanfaatkan lagi dalam proses produksi dan biasanya laku dijual. Perlakuan akuntansi terhadap hasil penjualan sisa bahan dapat dibedakan menjadi (1) dialokasikan ke biaya oevrhead pabrik sesungguhnya jika dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik adanya hasil penjualan sisa bahan sudah ikut diperhitungkan atau (2) dialokasikan ke persediaan barang dalam proses jika dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik adanya hasil penjualan sisa bahan tidak ikut diperhitungkan.

6. Limbah Bahan dan Akuntansi Limbah Bahan.

Limbah bahan adalah sisa bahan yang tidak laku dijual. Untuk itu diperlukan biaya membuang atau memusnahkan limbah bahan tersebut. Biaya pembuangan atau pemusnahan limbah bahan diakui sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya.


sumber : http://www.google.com/#output=search&sclient=psy-ab&q=akuntansi+biaya&oq=akuntansi+biaya&gs_l=hp.3..0l10.1401.7292.1.12453.17.17.0.0.0.0.2612.12715.5-1j1j0j1j4.7.0...0.0...1c.1.17.hp.w3fu_d2S5pI&psj=1&bav=on.2,or.r_qf.&bv

Tidak ada komentar:

Posting Komentar